1. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis konflik ?
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan
menjadi 4 macam :
Konflik antara atau
dalam peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran
(role))
- Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
- Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
- Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
- Konflik
antar atau tidak antar agama
- Konflik
antar politik.
2. Sebutkan sebab-sebab timbulnya konflik ?
Ada 4 penyebab timbulnya
konflik, yaitu :
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang
unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab
dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu
karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak
akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu
yang dapat memicu konflik.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam
hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi
bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang.
Para petani menebang pohon-pohon
karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan
kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial
di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi,sosial, dan budaya.
Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu,
misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena
perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang
memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati
sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu
yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau
bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah
menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung
tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.
3. Berikan contoh
konflik dalam organisasi!
Contoh konflik yang
sering terjadi yaitu konflik antarkelompok. Hal ini terjadi karena mereka hidup
dalam kelompok-kelompok. Dimana hal-hal yang mengawali suatu konflik
antarkelompok sosial yaitu kurangnya komunikasi yang baik sehingga dapat
terjadi kesalahan-kesalahan informasi yang dapat menyebabkan konflik bahkan
hingga peperangan.
4. Jelaskan proses pengambilan keputusan ?
Proses Pengambilan
Keputusan
Secara singkat
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai tersedianya
alternatif.
Konsep konsep pengambilan keputusan :
Konsep konsep pengambilan keputusan :
Identifikasi dan
diagnosis masalah
· Pengumpulan dan analisis data yang relevan
· Pengembangan & evaluasi alternantif
· Pemilihan alternatif terbaik
· Implementasi keputusan & evaluasi terhadap
hasil –hasil
Tipe –Tipe Keputusan
Manajemen :
· Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
· Kepusan-keputusan pribadi & strategi
· Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model Pengambilan
Keputusan :
· Relationalitas Keputusan
· Model-model perilaku pengambilan keputusan
Teknik Pengambilan
Keputusan :
· Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming &
Synectics
· Teknik -teknik Partisipatif
· Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern :
Teknik Delphi, Teknik
Kelompok Nominal
Kesimpulan :
Proses mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses
manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses
ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada
manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi.
Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem
organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap
perilaku organisasional.
Sumber :