6 Januari 2015

Pengaruh Provider Terhadap Kualitas Pelayanan Telekomunikasi

Pengertian CDMA dan GSM

CDMA
Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan. CDMA juga mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini,seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm.
CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan untuk mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap.
Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning System (GPS) dan pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi. Sistem terakhir didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk komunikasi seluler terrestrial.

GSM
Global System for Mobile Communication (GSM mulanya singkatan dari Groupe Spécial Mobile) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.


Cover

Biaya Telekomunikasi di Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara Lain

Jumlah pengguna internet Indonesia terus berkembang pesat tiap tahunnya, namun sepertinya pesatnya jumlah pengguna internet tersebut tidak diiringi dengan kualitas penyedia layanan yang baik. Banyaknya penyedia jasa layanan internet di Indonesia ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap persaingan besar harga yang ditawarkan oleh para penyedia layanan internet. Masih banyak penyedia jasa layanan internet yang menawarkan pilihan harga yang tergolong mahal namun masih tetap dibatasi oleh kuota, sudah begitu kecepatan koneksinya juga masih sangat di bawah rata-rata negara lain, belum lagi kualitas sinyal yang masih kurang memadai di beberapa daerah. Rasanya perbandingan harga yang mahal dan kualitas yang disediakannya masih berbanding terbalik.

Jika Indonesia dibandingkan dengan negara lain, pasti perbedaannya sangat terlihat jelas, misalnya saya ambil contoh jika dibandingkan dengan Jepang. Dengan kecepatan rata-rata 256 kbps, para pengguna internet Indonesia harus membayar sekitar Rp 150.000 per bulan (asumsi kuota internet unlimited). Ini  berarti biaya akses internet Indonesia Rp 585.000/Mbps/bulan. Bagaimana dengan Jepang?
Dengan menikmati kecepatan rata-rata 15 Mbps, netter Jepang hanya merogoh sekitar 5000-6000 yen per bulan atau sekitar Rp 450.000 hingga Rp 550.000 per bulan. Angka ini sama dengan Rp 33.000/Mbps/bulan. Dari angka absolut saja, biaya internet Indonesia 17 kali lebih mahal dibanding Jepang. Ini belum dihitung daya beli masyarakat Jepang yang sangat tinggi.
Dengan memperhitung daya beli masyarakat Jepang dan income per capitanya terhadap Indonesia, maka perbandingan biaya internet terhadap layanan Indonesia memang sangat buruk. Dengan income per kapita 16 kali lebih besar daripada penduduk Indonesia, orang Jepang menikmati akses internet sekitar 1/250 lebih murah dengan Indonesia. Angka ini berasal dari hitungan kasar saya : Biaya per Mbps/bulan X perbandingan income perkapita (17×16=272, dan saya bulatkan 250 kali). Jadi, biaya internet Indonesia sekitar 250 kali lebih mahal dibanding Jepang.

Maka dari itu, dibutuhkan juga peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, mengingat masih banyaknya orang yang kesulitan mengakses internet karena tersandung biaya yang mahal, padahal saat ini internet merupakan hal yang sudah sangat dibutuhkan.


Referensi :
http://nusantaranews.wordpress.com/2009/10/13/12-negara-internet-tercepat-dunia-indonesia-peringkat-138/

Pengamanan Data Dalam Telekomunikasi

Komunikasi dalam bidang telekomunikasi sangat riskan dan rentan akan gangguan seperti penyadapan yang terjadi. Contoh kasus yang belum lama terjadi adalah penyadapan presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono yang dilakukan penyadapan oleh pemerintah Australia. Kasus tersebut merupakan contoh dari kegagalan pengamanan telekomunikasi. Dalam melakukan pengamanan dalam hal pertukaran data, dapat diminimalisir dengan cara :

- Authentikasi, pemberian otentikasi terhadap data yang akan dilakukan pertukaran seperti pemberian password dan lain sebagainya.
Tahapan Autentikasi:
1. Autentikasi untuk mengetahui lokasi dari peralatan pada suatu simpul jaringan (data link layer dan network layer).
2. Autentikasi untuk mengenal sistem operasi yang terhubung ke jaringan (transport layer)
3. Autentikasi untuk mengetahui fungsi/proses yang sedang terjadi di suatu simpul jaringan (session dan presentation layer)
4. Autentikasi untuk mengenali user dan aplikasi yang digunakan (application layer)

- Enkripsi data, adalah melakukan pengacakkan data ketika data sedang dilakukan pertukaran data dan didekripsi ketika data hendak dibaca kembali.


Referensi :
http://demirantiwijaya.blogspot.com/2014/12/jenis-gangguan-dan-pengamanan-data-pada.html
http://wizardreza.blogspot.com/2014/12/pengamanan-data-dalam-telekomunikasi.html

Gangguan Pada Layanan Telematika

Gangguan-gangguan yang terdapat pada layanan telematika, yaitu:

- Noise adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara), elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/ elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan.
- Flooding adalah teknologi informasi yang mengacu kepada salah satu jenis serangan Denial-of-Service yang menggunakan paket-paket SYN. Denial of Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas informasi atau sistem yang diserang.
- Virus adalah sebuah program komputer yang dapat menggandakan dirinya secara sendiri dalam sistem komputer. Sebuah worm dapat menggandakan dirinya dengan memanfaatkan jaringan (LAN/WAN/Internet) tanpa perlu campur tangan dari user itu sendiri.
- Sniffer adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan memanfaatkan mode premicious pada ethernet.


Referensi :
http://demirantiwijaya.blogspot.com/2014/12/jenis-gangguan-dan-pengamanan-data-pada.html