Tidak
terasa pemilihan umum (pemilu) legislatif (DPR) Indonesia sudah semakin dekat.
Sudah siapkah Anda menghadapi pemilu 2014 yang akan berlangsung pada 9 April
2014?
Perlu diketahui, pada 7 September
2012, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan daftar 46 partai politik (parpol)
yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pemilu 2014, di mana beberapa
parpol di antaranya baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti
namanya. Sembilan partai lainnya merupakan peserta pemilu 2009 yang berhasil
mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014.
Pada 10 September 2012, KPU meloloskan 34 parpol yang memenuhi
syarat pendaftaran minimal 17 dokumen. Selanjutnya pada 28 Oktober 2012, KPU
mengumumkan 16 parpol yang lolos verifikasi administrasi dan akan menjalani
verifikasi faktual.
Pada perkembangannya, sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual juga
dilakukan terhadap 18 parpol yang tidak lolos verifikasi administrasi. Hasil
dari verifikasi faktual ini ditetapkan pada 8 Januari 2013, di mana KPU
mengumumkan 10 parpol sebagai peserta pemilu 2014 ditambah 2 parpol. PBB dan
PKPI menjadi peserta pemilu dengan nomor urut 14 dan 15 setelah gugatannya
dikabulkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara. Sementara itu, nomor urut 11,12
dan 13 sudah dimiliki parpol lokal di Aceh.
Berikut
adalah ke 12 parpol yang lolos verifikasi KPU sesuai nomor urutnya:
- Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
- Partai Golongan Karya (Golkar)
- Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
- Partai Demokrat (PD)
- Partai Amanat Nasional (PAN)
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
- Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
- Partai Damai Aceh
- Partai Nasional Aceh
- Partai Aceh
- Partai Bulan Bintang (PBB)
- Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
Minimal 20 Persen
Seperti pemilu-pemilu sebelumnya,
hanya parpol yang memperoleh suara minimal 20% yang bisa mencalonkan presiden
dan wakilnya. Sedangkan, parpol yang mendapat suara kurang dari 20% harus
bergabung atau merger dengan partai
lain agar bisa mendapatkan suara di atas 20% untuk bisa mencalonkan presiden
dan wakil presidennya.
Kehadiran parpol baru, yaitu Partai
Nasdem, mungkin akan membawa dampak tersendiri di pemilu tahun depan. Selain
kehadiran parpol baru, pemilu 2014 juga mengalami perubahan peraturan, seperti
dalam undang-undang (UU) pemilihan umum terbaru yaitu UU Nomor 8 Tahun Tahun
2012, ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan sebesar 3,5%, naik
dari Pemilu 2009 yang sebesar 2,5%.
Namun sepertinya tahun 2014 sepertinya
akan menjadi tahun yang sulit bagi beberapa parpol yang elektabilitasnya sedang
menurun untuk menang dalam pemilu, sebut saja Partai Demokrat, Golkar, atau
PKS. Dalam kurun waktu satu tahun ini saja sudah beberapa kader dari
partai-partai politik tersebut ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
karena tersandung kasus suap dan korupsi.
Seperti
pernyataan pengamat dari artikel-artikel berikut:
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini (11/10) memanggil Gubernur Banten, Ratu
Atut Choisiyah, sebagai saksi terkait kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK)
nonaktif, Akil Mochtar. Pemanggilan ini, meskipun hanya sebagai saksi tapi
pasti akan mengurangi elektabilitas Partai Golkar di 2014.
"Ini
bukan hanya Atut saja, disana juga ada Tubagus Chaeri Wardhana, Charun Nisa dan
ada Akil yang ada background Golkar. Momen ini sedikit besar merugikan citra
kekinian Golkar. dan akan mempengaruhi elektabilitas partai itu sendiri,"
kata pengamat politik, Gun Gun Heryanto saat dihubungi, Jumat (11/10).
Dosen Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini mengatakan orang-orang Golkar yang
terindikasi terlibat dalam kasus suap Akil ini akan mencederai proses partai
Golkar yang saat ini sedang berupaya merangkak naik dan mendapatkan kepercayaan
masyarakat.
"Momen
ini sedikit besar merugikan citra kekinian Golkar. Apalagi menjelang pemilu
seperti sekarang. Ini akan menjadi delegetimasi partai menjelang 2014,"
tuturnya.
Pengamat
politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsyah memperkirakan pada Pemilu
2014, Partai Demokrat sudah tidak ada harapan memenangkan hati rakyat.
"Tahun
2014 Demokrat itu sudah engga ada gunanya, engga ada harapan, sudah bobrok,
ibarat kendaraan itu sudah hampir hancur," katanya kepada INILAH.COM,
Minggu (22/9).
Dia
menambahkan, Demokrat sudah terlanjur banyak membuat kesalahan. Ini terlihat
dalam kasus-kasus korupsi yang menimpa partai tersebut. "Banyak salahnya,
di korupsi Hambalang, Century, banyak salahnya," ucapnya.
Pengamat
Politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, menilai
posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan terlempar pada Pemilu 2014
mendatang.
"Posisi
PKS akan sulit pada Pemilu 2014, padahal sebelumnya partai itu diprediksikan
pada posisi ketiga setelah Golkar dan PDIP," kata Ray, di Jakarta, Rabu
(30/1) malam.
Pernyataan
tersebut menyusul ditetapkan Presiden PKS yang juga anggota DPR, Luthfi Hasan
Ishaaq sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait proyek
suap impor daging sapi. "Justru dengan kasus ini akan memuluskan Gerindra
dan Nasdem. PKS akan terlempar dari empat besar itu karena tinggi sekali
dampaknya," kata dia lagi.
Sulit Bangkit
Dengan beberapa bulan tersisa,
mungkin akan menjadi pekerjaan rumah yang cukup sulit bagi parpol-parpol yang
kadernya pernah terlibat kasus suap atau korupsi untuk meningkatkan kembali
elektabilitas parpolnya di mata masyarakat.
Selain kasus suap dan korupsi, ada
juga kasus lain yang membuat capres dari partainya kurang mendapat tanggapan
positif dari masyarakat, misalnya kasus lumpur lapindo milik Aburizal Bakri
(ARB) yang tidak kunjung selesai, menjadikannya nilai minus untuk ARB. Sebaliknya,
belakangan ini elektabilitas PDIP justru malah meningkat berkat popularitas
Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Bahkan
tidak sedikit juga masyarakat dan pengamat yang berharap Jokowi mau maju
sebagai capres di 2014 nanti, karena banyak yang menganggap sosok beliau bisa
mengembalikan Indonesia ke jalan yang seharusnya. Walaupun demikian, sudah
berkali-kali Jokowi menolak untuk mencalonkan diri menjadi presiden ketika
ditanya oleh media.
Boni Hargens, Direktur Lembaga
Pemilih Indonesia (LPI), bahkan menyebut sosok Jokowi dapat memberikan warna
berbeda dalam pemilu nanti. "2014 tanpa Jokowi bukan pemilu," kata Boni
di Jakarta, Sabtu (14/9).
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Setelah pemilu legislatif,
dilanjutkan dengan pemilu presiden, yakni pada tanggal 9 Juli 2014. 9 Juli 2014 adalah
tanggal penentuan siapa yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan, siapa
kira-kira yang akan terpilih? Pada tahun 2009 silam, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dengan partai Demokrat berhasil memenangkan pemilu dan terpilih kembali
menjadi presiden untuk yang kedua kalinya berturut-turut selama dua periode.
Beliau memilih Boediono yang saat itu menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia
untuk menemaninya sebagai wakil presiden menggantikan Jusuf Kalla. Namun, selama
hampir 10 tahun menjabat sebagai presiden sejak tahun 2004, SBY dianggap kurang
berhasil memimpin negeri ini, ditandai dengan makin banyaknya penyimpangan-penyimpangan
di dalam pemerintahan.
Secara konstitusional, jika telah
memimpin Indonesia selama 2 periode berturut-turut maka tidak diperbolehkan
lagi dicalonkan menjadi presiden. Dengan begitu berarti di tahun 2014 SBY tidak
dapat mencalonkan diri kembali menjadi presiden.
Untuk sistem pemilu 2014 mendatang
akan mengalami perubahan dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu pemakaian e-voting. Keutamaan dari penggunaan
sistem e-voting adalah Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (e-KTP). Namun,
sepertinya pemakaian e-voting belum
tentu akan diterapkan pada pemilu tahun depan, mengingat masih ada beberapa
kendala, seperti dana, teknologi, sosialisasi kepada masyarakat, dan lain
sebagainya.
Berikut ini
adalah beberapa nama yang sudah mendeklarasikan diri untuk menjadi calon
presiden dan wakil presiden 2014:
1. Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar
- Hary Tanoesoedibjo, Pengusaha
Indonesia (berpasangan dengan Wiranto)
- Hatta Rajasa, Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Ketua Umum Partai Amanat
Nasional
- Prabowo Subianto, Mantan
Panglima Kostrad dan Calon Wakil Presiden 2009
- Sutiyoso,
Mantan Gubernur DKI Jakarta
- Wiranto, Mantan Panglima
TNI, Calon Presiden 2004, Calon Wakil Presiden 2009, dan Ketua Umum
Partai Hanura
Kandidat-kandidat
potensial menurut beberapa poling dan lembaga survei yang kemungkinan akan ikut
meramaikan pemilu 2014 nanti:
- Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia
- Ani Yudhoyono, Ibu Negara Indonesia
- Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina
- Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara
- Djoko Suyanto, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
- Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia
- Endriartono Sutarto, Mantan Panglima TNI
- Farhat Abbas, Pengacara
- Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan
- Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah
- Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta
- Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden
- Megawati Sukarnoputri, Mantan Presiden
- Pramono Edhie Wibowo, Panglima Angkatan Darat
- Rhoma Irama, Musisi Dangdut dan Aktor
- Rizal Ramli, Ahli Ekonomi dan Politisi Indonesia
- Sri Mulyani Indrawati, Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mantan Menteri Keuangan
- Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem
Dari sekian banyak bakal calon
presiden/wakil presiden yang disebutkan di atas, siapa yang akan menjadi
pilihan Anda nanti? Siapapun pilihan kita nanti, semoga saja ke depannya mampu
membangun Indonesia menjadi lebih baik, memakmurkan rakyatnya serta mampu
memberantas KKN yang makin sering terjadi saat ini. Jangan sampai kita tertipu
dengan janji-janji manis para kader parpol yang ternyata hanya janji-janji
kosong saja.
Mudah-mudahan pemilu legislatif
serta pemilu presiden/wakil presiden tahun depan mampu berjalan sesuai rencana.
Peran serta masyarakat sangat berpengaruh terhadap hasil pemilu 2014, jangan
sampai kita tidak memilih alias golput,
lalu menyesali hasil akhirnya.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2014
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_legislatif_Indonesia_2014
- http://www.tribunnews.com/nasional/2013/09/14/pengamat-2014-tanpa-jokowi-bukan-pemilu
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/31/mhga7u-pengamat-posisi-pks-di-pemilu-2014-akan-terlempar
- http://nasional.inilah.com/read/detail/2031516/pengamat-2014-demokrat-sudah-tak-ada-gunanya
- http://news.detik.com/read/2013/10/11/072640/2384165/10/pengamat-pemanggilan-atut-bisa-berimbas-pada-elektabilitas-partai-golkar?nd771104bcj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar