Pengertian
Data
adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara,
huruf, angka, matematika, bahasa, ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu
konsep.
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian (Gulo, 2002: 110).
Teknik Pengumpulan Data
Ada
tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan, yaitu angket, observasi dan
wawancara.
1.
Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket /
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Angket /
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang diketahui”. Suharsimi Arikunto (1999: 140).
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007: 163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran, dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain:
1. Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika
isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam
pilihan jawaban.
2.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris, dsb.
3.
Tipe dan bentuk
pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup
maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Macam-macam kuesioner
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan
telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang
paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana pada
kuesioner tidak terdapat pilihan jawaban, sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan
tertutup, kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang
jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Kelebihan dan kekurangan kuesioner
Kelebihan
kuesioner adalah sebagai berikut:
· Tidak
memerlukan hadirnya peneliti.
· Dapat dibagikan
secara serentak kepada responden.
· Dapat dijawab
oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang
responden.
· Dapat dibuat
anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
· Dapat dibuat
berstandar, sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar
sama.
Kekurangan
kuesioner adalah sebagai berikut:
· Responden
sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati dan
tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
· Seringkali
sukar dicari validitasnya.
· Walaupun dibuat
anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul
atau tidak jujur.
· Angket yang
dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Menurut
penelitian, angket seringkali tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat
pos.
· Waktu
pengembaliannya tidak sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga
terlambat.
2.
Observasi
Observasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Menurut
Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat
dalam kejadian yang diamati tersebut.
Macam-macam observasi
1.
Participant observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dan sebagainya.
2.
Non participant observation
Berlawanan
dengan participant observation, non participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati.
Misalnya
penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu
sebagai data penelitian.
Kelemahan
dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa.
Alat
yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dan lain-lain.
Kelebihan dan kekurangan observasi
Kelebihan
dari observasi:
·
Derajat kepercayaan tinggi.
·
Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural).
·
Tidak terbatas hanya pada manusia.
·
Dapat menggunakan alat bantu.
Kekurangan
dari observasi:
·
Memerlukan waktu yang lama.
·
Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap, motivasi,
pandangan dan sebagainya.
·
Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia.
·
Tidak dapat mengamati gejala masa lampau.
3.
Wawancara
Menurut
pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari
“informan” dan atau “responden” yang sudah ditetapkan, dilakukan dengan cara ”tanya
jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang hendak dicapai.
Menurut
beberapa ahli, wawancara juga didefinisikan sebagai berikut:
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanyajawab)
secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I. Djumhur dan
Muh.Surya,1985).
Wawancara
adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation (Bimo Walgito, 1987).
Wawancara
adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid
secara lisan (Dewa Ktut Sukardi, 1983).
Wawancara
informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid
secara lisan, dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (WS.
Winkel, 1995).
Tujuan wawancara
Ada
berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu:
1.
Menciptakan hubungan baik di antara dua
pihak yang terlibat (subjek wawancara dan pewawancara). Pertemuan itu harus
bebas dari segala kecemasan dan ketakutan, sehingga memungkinkan subjek
wawancara menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme
pertahanan diri yang kadang-kadang menghambat pernyataannya.
2.
Meredakan ketegangan yang terdapat dalam
subjek wawancara. Oleh karena subjek wawancara pada umumnya membawa
berbagai ketegangan emosi ke dalam pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua
belah pihak harus berusaha meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3.
Menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Dalam wawancara, kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkannya.
4.
Mendorong ke arah pemahaman diri pada
pihak subjek wawancara. Hampir semua subjek wawancara menginginkan
pemahaman diri yang lebih baik, dan pada dasarnya memiliki kesanggupan dan
bakat yang seringkali tidak dapat berkembang dengan sempurna. Dengan wawancara,
subjek wawancara akan lebih memahami dirinya.
5.
Mendorong ke arah penyusunan kegiatan
yang konstruktif pada subjek wawancara.
Macam-macam wawancara
Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara terstruktur, artinya
peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera foto, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
2.
Wawancara tidak terstruktur, adalah
wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan dan kekurangan wawancara
Keuntungan
dari wawancara:
·
Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan ekonomis.
·
Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat
langsung diutarakan.
· Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan
pada relevansi informasi.
Kekurangan
dari wawancara:
·
Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada
angket.
·
Biayanya lebih mahal.
·
Dibutuhkan lebih banyak tenaga pewawancara.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar