20 April 2014

Metode Pengumpulan Data

Pengertian
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa, ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002: 110).


Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan, yaitu angket, observasi dan wawancara.

1. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Angket / kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”. Suharsimi Arikunto (1999: 140).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007: 163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran, dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:
1. Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

Macam-macam kuesioner
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana pada kuesioner tidak terdapat pilihan jawaban, sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup, kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Kelebihan dan kekurangan kuesioner
Kelebihan kuesioner adalah sebagai berikut:
· Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
· Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
· Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.
· Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
· Dapat dibuat berstandar, sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Kekurangan kuesioner adalah sebagai berikut:
· Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati dan tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
· Seringkali sukar dicari validitasnya.
· Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
· Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Menurut penelitian, angket seringkali tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
· Waktu pengembaliannya tidak sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.


2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Macam-macam observasi
1. Participant observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dan sebagainya.

2. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dan lain-lain.

Kelebihan dan kekurangan observasi
Kelebihan dari observasi:
· Derajat kepercayaan tinggi.
· Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural).
· Tidak terbatas hanya pada manusia.
· Dapat menggunakan alat bantu.

Kekurangan dari observasi:
· Memerlukan waktu yang lama.
· Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap, motivasi, pandangan dan sebagainya.
· Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia.
· Tidak dapat mengamati gejala masa lampau.


3. Wawancara
Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari “informan” dan atau “responden” yang sudah ditetapkan, dilakukan dengan cara ”tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang hendak dicapai.

Menurut beberapa ahli, wawancara juga didefinisikan sebagai berikut:
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanyajawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I. Djumhur dan Muh.Surya,1985).
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation (Bimo Walgito, 1987).
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan (Dewa Ktut Sukardi, 1983).
Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan, dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (WS. Winkel, 1995).

Tujuan wawancara
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu:
1. Menciptakan hubungan baik di antara dua pihak yang terlibat (subjek wawancara dan pewawancara). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan ketakutan, sehingga memungkinkan subjek wawancara menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang menghambat pernyataannya.
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subjek wawancara. Oleh karena subjek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke dalam pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara, kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4. Mendorong ke arah pemahaman diri pada pihak subjek wawancara. Hampir semua subjek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik, dan pada dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang seringkali tidak dapat berkembang dengan sempurna. Dengan wawancara, subjek wawancara akan lebih memahami dirinya.
5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subjek wawancara.

Macam-macam wawancara
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur, artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera foto, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Kelebihan dan kekurangan wawancara
Keuntungan dari wawancara:
· Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan ekonomis.
· Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat langsung diutarakan.
· Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi.

Kekurangan dari wawancara:
· Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket.
· Biayanya lebih mahal.
· Dibutuhkan lebih banyak tenaga pewawancara.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar